hai hai hai ;) halo halo halo :* hei hei eh...
haha lol -_- oke maaf.. harap maklum.. saya lagi eror bisa dikatakan lagi dalam tahap menuju kedewasaan(?) ah sumpah garing! -_- oke baiklah lupakan !
first,gua udah selesai un, iya selesai.. ini lagi nunggu hasilnya gimana :o gua berharap nilai gua tinggi! dan gua niat banget masuk SMA 2 piji -_- entah kenapaa ... pffhhttt -_-
eh lu tau ga? enggak pasti -_- ya jelas gatau lah -_-
nih! gua kasih tau ya! gua lagi sukak sama seseorang ! dan lo tau orang itu siapa? ha? dia teman sekelas gue njirr -_- ahelah sumpah ini gilak !!!!! setan apadah yang ngehasut gua buat cerita ini semua diblog -___________________________________- tapi yagapapa lah,, toh juga gaadak yang baca --" wkwk...
awalnya gua mana bisa tebak kalau gua suka sama dia -_- orang kita berdua biasa biasa aja gitu -_- sumpah gaadak rasa sama sekali! Lah sekarang? beh boro boro -_- dapat sms "hy cerewet" doang dari dia senangnya ga ketulungan '-' sumpah ini gilak! iya gilak! gilak banget -_- ...
emang gua dasarnya udah gilak -_- ........
sekarang apa? lo tau? layaknya cewe biasa . yap! berharap! hanya bisa berharap ! ga mungkin kan cewe yang mulai -_- ah mana ada sejarahnya anak Riau kayak gitu -_- kecuali metropolitan gua ga tau dah -_-
gua berharap dia peka dan sadar dengan bacotan gua diblog ini! tapi,disisi lain,gua juga gapengen dia tau kalau gua sukak sama dia -_- ahelah! rese lo semua pada kepoin blog gua!
lo tau? gua sukak sama dia itu baruu.. iya baruu ajaaa 5 menit yang lalu....... haha gadeng, gua sukak sama dia udah lumayan lama sih .. ingat ya lumayan..berharapnya juga baru baru ini -_- jadi so buat gua ini biasa aja... ga wow wow banget dah -_-
parahnya lagi, gua dapat sms dari dia aja senangnya nauzubillah ...sampai jingkrak jingkrak tau ga -_- awalnya smsan sama dia sih biasa aja, bawaan gua jutek gitu,,karena memang awalnya gua benci sama dia pake banget -_- tapi lama kelamaan, setelah dia pinter banget mengubah suasan,,buat gua ngefly,terbang sampai ke disneyland Hongkong -_- gara gara pujian mautnya yang bilang gua "mungil2 tapi manis" "lucu,manis,imut" "kau kok cantik?" ahelah! sumpah masih terngiang di memori otak gue >.< dan dari situlah berawal benih benih gimana gitu -___- haha it's so lol
gua juga heran sama dia-_- kok bisa dan mau maunya ngasih kepercayaan sama gua buat ngurus..inilai itulahh... yang gabisa gua sebut jugaaa karena privacy .yap!
makin lama makin deket...
makin lama makin nyesek
makin lama makin miris!
makin lama makin kretek -_-
dan akhirnya !!!!!!!!!!!!! *Duaarrrr!!!!!!!!!!!!!!!
wkwk gadeng-_- biasa aja sih ... hihi :$
sekarang gua nyesal aja udah cuekin dia duluu... gapeduli.. eh malah sekarang gua kemakan omongan gua sendirii... ini pengalaman dan pelajaran buat gue!
gua berharap,dengan gua share pengalaman ini,bisa jadi pelajaran juga buat kalian.
dan gua makin yakin sama filosofi yang menyatakan kalau benci lama lama jadi cinta -_- ahelah! gua mah dulu berfikir yang menciptakan kepanjangan dari benci adalah benar benar cinta hanya orang bodoh -_- tapi ternyata? damn! gua kenak! dan gua benar benar merasakannya! lo tau? gua kapok dah sekarang. kapok -_-
eitsss.. udah dulu ye... ini tiba tiba gua dapat sms dari dia -_- gilakk kayaknya ada koneksi gitu gua sama dia *pede* gua lagi nyeritaiin dia.. eh dia malah sms :* "lagi apa?" Huahahahanjirrrrr._.
aaaaaaaaa gue gilak ! makin gilak! kini gilak! besok gatau -_-
gua berharap ga adak yang baca bacotan bodoh ini -_-
oke next time.. kalau ada waktu.. gua bakal ceritain hal hal yang lebih loak dari ini -_-
karena gua merasa hidup gua penuh dengan keloak loakkan,kekenyolan,ketidakwarasan,dan sebagainya yang selalu menuhi harihari gua... ah curcol mulu nyet -_- kapan sudahnya...
oke baiklah langsung to the point aja...
wabilahitaufikwalhidayah... Assalamualaikumwarrahmatullahi wabarokatuh o:)
Jombang, Sayangi.com - Sekelompok penduduk
tampak bergotong royong mencari bebatuan di sungai terdekat di sudut
desa Mojowarno, Jombang. Ada yang unik di balik sekelompok orang yang
berkerumun memilih bebatuan. Mereka adalah masyarakat Papua yang tengah
menunjukkan bagaimana memilih batu-batu yang bisa digunakan untuk
barapen. Barapen sendiri memiliki arti bakar batu. Semua warga desa bahu
membahu mencari bebatuan demi mengetahui keunikan budaya papua yang
khas.
Pesta Bakar Batu mempunyai makna tradisi bersyukur dan
merupakan sebuah ritual tradisional Papua yang dilakukan sebagai bentuk
ucapan syukur atas berkat yang melimpah, pernikahan, penyambutan tamu
agung, dan juga sebagai upacara kematian. Upacara barapen juga
membuktikan adanya perdamaian antar masyarakat setelah terjadi perang
suku.
Sesuai dengan namanya, dalam memasak dan mengolah makanan untuk pesta
tersebut, suku-suku di Papua menggunakan metode bakar batu. Tiap daerah
dan suku di kawasan Lembah Baliem memiliki istilah sendiri untuk
merujuk kata bakar batu. Masyarakat Paniai menyebutnya dengan gapii atau
mogo gapii, masyarakat Wamena menyebutnya kit oba isago, sedangkan
masyarakat Biak menyebutnya dengan barapen. Namun tampaknya barapen
menjadi istilah yang paling umum digunakan.
Pesta Bakar Batu juga merupakan ajang untuk berkumpul bagi warga.
Dalam pesta ini akan terlihat betapa tingginya solidaritas dan
kebersamaan masyarakat Papua. Namun dalam Festival Prakarsa Rakyat yang
mengumpulkan simpul-simpul perkumpulan Praxis dari seluruh Indonesia
ini, tak hanya masyarakat Papua yang bahu membahu tetapi juga masyarakat
desa Mojowarno Jombang dan simpul-simpul dari Aceh, Jakarta, Jawa
Barat, Jogja hingga Bali. Prosesi Barapen digunakan untuk menonjolkan
sekaligus mengingatkan bahwa sikap gotong royong yang telah mengakar di
bumi Indonesia kini nyaris punah dan harus dibumikan kembali.
Max Binur, perwakilan kelompok yang jauh-jauh datang dari Papua
mengatakan, prosesi Pesta Bakar Batu terdiri dari tiga tahap, yaitu
tahap persiapan, bakar babi, dan makan bersama. "Tahap persiapan diawali
dengan pencarian kayu bakar dan batu yang akan dipergunakan untuk
memasak. Batu dan kayu bakar disusun dengan urutan pada bagian paling
bawah ditata batu-batu berukuran besar, di atasnya ditutupi dengan kayu
bakar, kemudian ditata lagi batuan yang ukurannya lebih kecil, dan
seterusnya hingga bagian teratas ditutupi dengan kayu. Kemudian tumpukan
tersebut dibakar hingga kayu habis terbakar dan batuan menjadi panas,"
katanya.
Sementara itu, menurut Max, warga yang lainnya mempersiapkan sebuah
lubang yang besarnya berdasarkan pada banyaknya jumlah makanan yang akan
dimasak. Dasar lubang itu kemudian dilapisi dengan alang-alang dan daun
pisang. Dengan menggunakan jepit kayu khusus yang disebut apando,
batu-batu panas itu disusun di atas daun-daunan. Setelah itu kemudian
dilapisi lagi dengan alang-alang. Di atas alang-alang kemudian dimasukan
daging babi, ayam, atau kambing. Namun karena di Jombang mayoritas
penduduknya adalah islam, maka yang digunakan adalah daging kambing dan
daging ayam. Setelah disusun, kemudian ditutup lagi dengan dedaunan. Di
atas dedaunan ini kemudian ditutup lagi dengan batu membara, dan
dilapisi lagi dengan rerumputan yang tebal.
Setelah itu, hipere (ubi jalar) disusun di atasnya. Lapisan
berikutnya adalah alang-alang yang ditimbun lagi dengan batu membara.
Kemudian sayuran berupa iprika atau daun hipere, tirubug (daun
singkong), kopae (daun pepaya), nahampun (labu parang), dan towabug atau
hopak (jagung) diletakkan di atasnya. Tidak cukup hanya umbi-umbian,
kadang masakan itu akan ditambah dengan potongan barugum (buah).
Selanjutnya lubang itu ditimbun lagi dengan rumput dan batu membara.
Teratas diletakkan daun pisang yang ditaburi tanah sebagai penahan agar
panas dari batu tidak menguap.
Sembari menunggu, kawan-kawan Papua yang sudah bersiap dengan pakaian
tradisionalnya dan melukis dirinya dengan cat berwarna putih mulai
menari diiringi musik khas Papua dengan mengelilingi barapen sembari
menunggu makanan matang.
Sekitar 60 hingga 90 menit masakan itu sudah matang. Setelah matang,
rumput akan dibuka dan makanan yang ada di dalamnya mulai dikeluarkan
satu persatu, kemudian dihamparkan di atas rerumputan.
Syahdan, pesta Bakar Batu merupakan acara yang paling dinantikan oleh
warga suku-suku pedalaman Papua. Demi mengikuti pesta ini mereka rela
menelantarkan ladang dangan tidak bekerja selama berhari-hari. Selain
itu, mereka juga bersedia mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar
untuk membiayai pesta ini. Pesta ini sering dilaksanakan di kawasan
Lembah Baliem, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Indonesia.
Namun, kepastian titik lokasi dilaksanakannya ini tidak menentu. Jika
sebagai upacara kematian maupun pernikahan, pesta ini akan dilaksanakan
di rumah warga yang memiliki hajatan. Namun, bila upacara ini sebagai
ucapan syukur atau simbol perdamaian biasanya akan dilaksanakan di
tengah lapangan besar. (FIT)
sumber : http://www.sayangi.com