AUDI LORENZO

AUDI LORENZO

Senin, 12 Mei 2014

stres ._.

hai hai hai ;) halo halo halo :* hei hei eh...
haha lol -_- oke maaf.. harap maklum.. saya lagi eror bisa dikatakan lagi dalam tahap menuju kedewasaan(?) ah sumpah garing! -_- oke baiklah lupakan !
first,gua udah selesai un, iya selesai.. ini lagi nunggu hasilnya gimana :o gua berharap nilai gua tinggi! dan gua niat banget masuk SMA 2 piji -_- entah kenapaa ... pffhhttt -_-
eh lu tau ga? enggak pasti -_- ya jelas gatau lah -_-
nih! gua kasih tau ya! gua lagi sukak sama seseorang ! dan lo tau orang itu siapa? ha?  dia teman sekelas gue njirr -_- ahelah sumpah ini gilak !!!!! setan apadah yang ngehasut gua buat cerita ini semua diblog -___________________________________- tapi yagapapa lah,, toh juga gaadak yang baca --" wkwk...
awalnya gua mana bisa tebak kalau gua suka sama dia -_- orang kita berdua biasa biasa aja gitu -_- sumpah gaadak rasa sama sekali! Lah sekarang? beh boro boro -_- dapat sms "hy cerewet" doang dari dia senangnya ga ketulungan '-' sumpah ini gilak! iya gilak! gilak banget -_- ...
emang gua dasarnya udah gilak -_- ........
sekarang apa? lo tau? layaknya cewe biasa . yap! berharap! hanya bisa berharap ! ga mungkin kan cewe yang mulai -_- ah mana ada sejarahnya anak Riau kayak gitu -_- kecuali metropolitan gua ga tau dah -_-
gua berharap dia peka dan sadar dengan bacotan gua diblog ini! tapi,disisi lain,gua juga gapengen dia tau kalau gua sukak sama dia -_- ahelah! rese lo semua pada kepoin blog gua!
lo tau? gua sukak sama dia itu baruu.. iya baruu ajaaa 5 menit yang lalu....... haha gadeng, gua sukak sama dia udah lumayan lama sih .. ingat ya lumayan..berharapnya juga baru baru ini -_- jadi so buat gua ini biasa aja... ga wow wow banget dah -_-
parahnya lagi, gua dapat sms dari dia aja senangnya nauzubillah ...sampai jingkrak jingkrak tau ga -_- awalnya smsan sama dia sih biasa aja, bawaan gua jutek gitu,,karena memang awalnya gua benci sama dia pake banget -_- tapi lama kelamaan, setelah dia pinter banget mengubah suasan,,buat gua ngefly,terbang sampai ke disneyland Hongkong -_- gara gara pujian mautnya yang bilang gua "mungil2 tapi manis" "lucu,manis,imut" "kau kok cantik?" ahelah! sumpah masih terngiang di memori otak gue >.< dan dari situlah berawal benih benih gimana gitu -___- haha it's so lol
gua juga heran sama dia-_- kok bisa dan mau maunya ngasih kepercayaan sama gua buat ngurus..inilai itulahh... yang gabisa gua sebut jugaaa karena privacy .yap!
makin lama makin deket...
makin lama makin nyesek
makin lama makin miris!
makin lama makin kretek -_-
dan akhirnya !!!!!!!!!!!!! *Duaarrrr!!!!!!!!!!!!!!!
wkwk gadeng-_- biasa aja sih ... hihi :$
sekarang gua nyesal aja udah cuekin dia duluu... gapeduli.. eh malah sekarang gua kemakan omongan gua sendirii... ini pengalaman dan pelajaran buat gue!
gua berharap,dengan gua share pengalaman ini,bisa jadi pelajaran juga buat kalian.
dan gua makin yakin sama filosofi yang menyatakan kalau benci lama lama jadi cinta -_- ahelah! gua mah dulu berfikir yang menciptakan kepanjangan dari benci adalah benar benar cinta hanya orang bodoh -_- tapi ternyata? damn! gua kenak! dan gua benar benar merasakannya! lo tau? gua kapok dah sekarang. kapok -_-
eitsss.. udah dulu ye... ini tiba tiba gua dapat sms dari dia -_- gilakk kayaknya ada koneksi gitu gua sama dia *pede* gua lagi nyeritaiin dia.. eh dia malah sms :* "lagi apa?" Huahahahanjirrrrr._.
aaaaaaaaa gue gilak ! makin gilak! kini gilak! besok gatau -_-
gua berharap ga adak yang baca bacotan bodoh ini -_-
oke next time.. kalau ada waktu.. gua bakal ceritain hal hal yang lebih loak dari ini -_-
karena gua merasa hidup gua penuh dengan keloak loakkan,kekenyolan,ketidakwarasan,dan sebagainya yang selalu menuhi harihari gua... ah curcol mulu nyet -_- kapan sudahnya...
oke baiklah langsung to the point aja...
wabilahitaufikwalhidayah... Assalamualaikumwarrahmatullahi wabarokatuh o:)

Kamis, 27 Februari 2014

Tanaman sagu di tanah Papua Indonesia

Sagu
Bagi masyarakat di Kabupaten Yahukimo khususnya dan masyarakat Papua umumnya, sagu sudah menjadi bagaian dari kehidupan mereka sebagai budaya. Budaya sagu ini erat kaitanya dengan wilayah Papua yang merupakan lumbung bagi pohon sagu. Pohon sagu tersebar luas di seluruh wilayah Papua. Papua sendiri merupakan provinsi yang memiliki lahan sagu terbesar di Indonesia.  85 persen lahan sagu nasional ada di provinsi ini.
 
Bagi penduduk yang berada dipedalaman mendapatkan sagu dengan mencarinya di hutan. Yang bertugas mencari dan kemudian memasak sagu ini biasanya dilakukan oleh kaum perempuan karena dianggap tidak memerlukan tenaga fisik yang besar.
 
Sementara kaum wanita mencari sagu, kaum prianya berburu untuk mencari makanan yang dijadikan lauk untuk dimakan bersama sagu nantinya. Pohon sagu yang siap dan bagus untuk diambil saripatinya yaitu yang berumur antara 3 hingga 5 tahun.
 
Kegiatan mencari sagu ini juga dikenal dengan nama memangkur. Sebelum menebang pohon, pencari sagu memeriksa dahulu apakah pohon tersebut mengandung cukup sagu atau tidak. Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan melubangi pohon sagu menggunakan kapak. Dari lubang tersebut para pencari sagu dapat mengetahui kandungan sagu dalam pohon, jika dirasa cukup mengandung sagu maka pohon tersebut akan ditebang. Sagu diperoleh dari pengolahan empulur pohon sagu untuk diambil saripatinya.
 
Empelur pohon sagu berada di bagian dalam batang pohon sagu. Empelur ini terlihat setelah batang pohon sagu dibelah. Empulur atau bagian tengah pohon sagu ini kemudian dipangkur menggunakan ames atau pangkur untuk memperoleh serpihan-serpihan kecil seperti parutan kelapa dalam ukuran yang lebih besar.
 
Untuk beberapa wilayah, sebagian masyarakat Yahukimo sudah menggunakan alat yang lebih modern untuk memperoleh serpihan-serpihan kecil ini. Mereka menggunakan alat seperti parutan kelapa untuk memarut empelur sagu yang sudah dibelah-belah. Selanjutnya serpihan-serpihan sagu tersebut di peras dengan menggunakan campuran air. Hasil perasan tersebut ditampung dalam sebuah wadah.
 
Tahap penampungan ini bertujuan untuk mengendapkan saripati sagu. Setelah beberapa jam, air perasan yang tadinya berwarna putih perlahan berubah menjadi bening di bagian atasnya dan terlihat endapan sagu di dasarnya. Setelah itu air tersebut dibuang hingga hanya tersisa endapan sagu. Sagu inilah yang kemudian siap diolah sebagai bahan makanan.  Satu pohon sagu yang bagus dapat menghasilkan sekitar 120 kg hingga 150 kg.
 
Saat ini, bagi sebagian keluarga mencari sagu bukan hanya untuk dikonsumsi sendiri. Mereka juga mencari sagu untuk di jual di pasar. Hasil penjualan sagu tersebut dapat digunakan untuk membeli keperluan mereka yang lain. (Sumber Buku Profil Kabupaten Yahukimo)

sumber : http://www.yahukimokab.go.id
 

nokenseni kerajinan warga Papua

Noken
 
Noken merupakan tas tradisional penduduk asli Papua, dan secara otomatis menjadi tas tradisional bagi penduduk Kabupaten Yahukimo. Sebagai tas tradisional, noken mempunyai keunikan yang melekat pada cara membawanya.
 
Cara membawa tas Noken yaitu dengan melingkarkan tali di dahi sehingga berat dibebankan ke kepala. Dengan posisi tersebut, bagian bawahnya menggelantung di punggung bahkan hingga pantat. Noken mempunyai fungsi yaitu untuk membawa berbagai macam barang bawaan seperti sayur-mayur, umbi-umbian, buah-buahan, kayu bakar, serta hasil perkebunan atau pertanian lainnya.
 
Bagi ibu-ibu yang mempunyai babi, Noken dapat juga digunakan untuk membawa anak babi. Bahkan, Noken kadang-kadang digunakan juga untuk membawa bayi mereka. Noken terbuat dari bahan dasar yang berasal dari akar-akaran. Akar-akaran tersebut kemudian dibuat benang dan kemudian dianyam menjadi tas keranjang.  

sumber : http://www.yahukimokab.go.id

Tradisi unik tusuk hidung masyarakat Papua

Tusuk hidung merupakan salah satu kebudayaan dari daerah pegunungan tengah Papua. Kebudayaan ini memiliki makna yang mendalam bagi setiap pelakunya. Melubangi bagian tengah hidung (septum) dilakukan umumnya oleh kaum adam. Bukan berarti kaum hawa tidak boleh melakukannya, namun kebanyakan dari kaum hawa memilih untuk melubangi telinganya. Budaya yang satu ini menggambarkan kedewasaan dari pelakunya.
Dewasa dalam arti sudah dapat membantu meringankan pekerjaan orang tua seperti 'membelah kayu' bakar untuk kepentingan keluarga, membantu orang tua mengerjakan ladang bahkan membuka ladang baru sendiri, hingga menggambarkan kesiapan pelakunya untuk hidup berumah tangga.
          Cara melubanginya pun terbilang ekstrim. Melubangi hidung/septum dan telinga tidak menggunakan jarum seperti yang sedang trend saat ini. Tetapi alat yang dingunakan adalah sebatang kayu dengan diameter 1 - 2 cm yang diruncingkan dan ditusukkan pada septum. Kemudian kayu tersebut dibiarkan selama beberapa waktu hingga luka tersebut sembuh dan akan diperoleh lubang sebesar kayu itu.
Pelaku harus berpantang makan buah-buahan seperti ketimun, labu, dan berbagai umbi-umbian yang berbentuk bulat selama dalam masa proses penyembuhan. Selain itu karena telah melubangi hidungnya para pelaku wajib membantu orang tua dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Jika hal-hal tersebut dilanggar maka bukannya kesembuhan dan lubang yang bagus diperoleh melainkan infeksi bahkan robeknya septum sehingga akan merusak penampilan yang didapatkan. Hal ini dipercayai oleh beberapa daerah di pegunungan tengah.
            Hidung dan telinga yang telah berlubang ini akan berubah fungsi ketika diadakannya upacara dan pesta adat. Lubang-lubang tersebut akan menjadi tempat bagi assesories penghias wajah. Sepasang taring babi, moncong/paruh panjang burung-burung pemakan buah yang dihiasi dengan manik-manik yang bergantungan, hingga berbagai macam bentuk kayu akan dipasangkan di sana. Bagi kaum adam itulah salah satu cara memikat hati kaum hawa. Sementara jika dalam suasana perang, benda-benda yang dipasangkan dalam lubang tersebut akan menggambarkan kejantanan penggunanya.
Namun sayang, budaya ini nampaknya mulai tergusur oleh jaman. Saat ini jarang ditemukan kaum muda yang melakukan hal tersebut. 
sumber : http://arinanuruld.blogspot.com
 

Mengenal Komunitas Orang Papua

Mengenal Komunitas Orang PAPUA

Seperti kata pepatah  : ”Tak kenal maka Tak sayang” .
Kepulauan papua merupakan salah satu provinsi terluas yang ada di indonesia. Provinsi papua di bagi menjadi dua yaitu Papua bagian barat disebut dengan  Papua Barat, sedangkan bagian timur disebut provinsi Irian Jaya yang kemudian diubah menjadi East New Guinea atau Papua Nugini. Kata Papua berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada penampilan fisik suku-suku asli yang ada di daerah papua itu sendiri.
Di dalam dalam provinsi papua sendiri terdiri dari 29 kabupaten atau kota yang masing-masing memiliki ibukota yang berbeda, dalam jkabupaten atau kota tersebut terdapat kelompok suku asli yang terdiri dari 255 suku yang berbeda dan juga menggunakan bahasa yang berbeda-beda untuk berkomunikasi, karena belum tentu satu suku yang akan berkomunikasi dengan suku lain mengerti bahasa suku lain tersebut.
Tulisan di atas adalah sebagian kecil tentang provinsi papua, bagaimana jika saya mengenalkan kepada anda akan komunitas orang-orang papua yang khususnya ada di daerah gading serpong. Pertama kali saya bingung mau wawancara orang papua yang mana, karena jumlah orang papua yang ada di daerah gading serpong. Awalnya saya mempunyai satu narasumber yang akan saya wawancara, tapi dia ada tiba-tiba tidak dapat diwawancarai karena ada keperluan mendadak. Jadi terpaksa saya mencari narasumber lain di daerah tempat tinggal saya ,dan di asrama merah juga di depan Surya Institue.





Mungkin banyak orang belum mengetahui  gedung  yang berwana hijau yang ada terletak di depan kampus UMN. Mungkin kebanyakan orang-orang juga heran mengapa di gedung hijau ini banyak sekali  komunitas yang memiliki kulit hitam keluar pada sore hari.
Gedung hijau ini merupakan Surya Institute atau bisa juga disebut Surya Research Education Center yang di bangun oleh Prof. Yohanes Surya, PhD dengan misi melakukan reformasi pembelajaran sains dan matematika yang ada di Indonesia. 
Kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan di Surya Institute ini memiliki tujuan yaitu Prof. Yohanes Surya, PhD ingin mengenalkan Sains dan Matematika kepada siswa, dengan harapan pelajaran tersebut dapat bermanfaat kedepannya bagi siswa. Mahasiswa yang ada di gedung ini berasal dari daerah-daerah tertinggal atau daerah-daerah pegunungan yang adad di papua, seperti kabupaten Yahukimo (Papua), Puncak Jaya (Papua), Kupang (NTT),  Tolikara (Papua), Jayawijaya Papua), Pegunungan Bintang (Papua), Mamberamo Tengah (Papua), Merauke (Papua),  Kota Jayapura  (Papua). Mereka diambil dari pelosok-pelosok dan mereka akan kembali kedaerah masing-masing setelah 4 tahun kuliah (+ 1 tahun matrikulasi). 


Orang-orang  papua yang ada di surya institute ini terdiri dari berbagai suku dan marga, selain itu juga mereka memeluk agama yang berbeda-beda, agama yang biasa di anut oleh orang-orang papua ini yaitu kotolik, nasrani dan islam, meski begitu mereka tetap menghargai satu sama lain.
Alasan mereka datang ke daerah serpong ini yaitu untuk belajar atau menambah ilmu pengetahuan di surya Institue, Ini  merupakan program pemda Papua untuk membayar sekolah anak-anak papua yang mengikuti suatu tes, jika mereka lolos seleksi atau tes. Mereka akan dikirim ke sekolah yang lebih bagus standar mata pelajarannya. Jadi ini merupakan tujuan pemda Papua. Anak-anak papua yang kuliah di Surya Institute ini di beri batas lima tahun oleh pemda untuk belajar di Surya Institute. Biasanya setelah lima tahun mereka kuliah, mereka akan kembali ke Papua dan kemampuan mereka di tes oleh pemda Papua. Setelah mereka lolos dari tahap tes yang di berikan pemda. Mereka dapat kembali menetap di papua.
Kenapa orang-orang papua suka berkumpul dan mengapa mereka hanya berkumpul dengan sesama mereka saja? Mungkin hal ini membuat kebanyakan orang penasaran tapi jawaban dari pertanyyan itu sangat simple yaitu karena mereka termasuk perantauan yang di kirim dari daerah mereka untuk bersekolah disini sehingga mereka harus melakukan banyak interaksi dengan sesama mereka, dari interkasi itu mereka dapat mengetahui kebiasaan-kebiasaan yang dapat di lakukan di daerah yang baru dan untuk melakukan interaksi dengan yang bukan sesama mereka itu mereka tidak berani. Mungkin karena mereka sebagian orang-orang gunung yang dikatakan kurang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. mereka suka berkumpul bersama jika tidak  ada mata kuliah, sehingga membuat mereka mengisi waktu kosong mereka dengan berkumpul untuk bersenda gurau atau mengerjakan tugas di asrama mereka.
Orang-orang papua yang ada di Surya institute ini biasanya selesai belajar sekitar jam lima sore, selesai belajar meresa akan melepas kepenatan mereka akan belajar dengan bermain bersama sesamanya. Kebanyakan permainan yang mereka lalukan itu sama dengan mereka sedang melakukan olahraga. Tempat lahan kosong yang ada di Surya Institue merupakan tempat mereka bermain sepak bola atau pun voli.
Selain melakukan observasi ke orang-orang papua yang ada di surya institute saya juga mewawancarai salah satu orang papua yang ada di daerah tempat tinggal saya. Namanya Bapak Yohanes, ia memiliki marga Fariza jadi nama lengkapnya Yohanes Fariza, ia merupakan orang papua yang telah lama menetap di daerah gading serpong ini, ia juga telah berkeluarga. Pak Yohannes berasal dari kabupaten kaimana, ia memeluk agama islam. Jadi untuk makanan khas jawa dia sudah terbiasa jika makanan tersebut sedikit pedas. Tapi untuk makanan khas jawa yang manis Pak Yohanes ini tetap belum terbiasa. Ia berasal dari Teluk Kargoni merupakan salah satu tempat ia tinggal, orang-orang yang tinggal di sini pun memeluk agama yang berbeda-beda, sehingga terdapat satu kebiasaan yang unik.
Kebiasaan yang uniknya itu kalau biasanya ada pesta perkawinan  atau acara lain, makanan, piring, gelas, garpu atau sendok di sediakan di satu meja dengan tempat yang berbeda. Misalnya makanan, piring, gelas, garpu atau sendok untuk nasrani dan katolik berada di meja bagian kanan, sedangkan untuk yang muslim makanan, piring, gelas, garpu atau sendok ata di meja bagian kiri. Kebiasaan unik lainnya itu jika di kampung tersebut ada yang muslim, orang-orang papua yang beragama katolik dan nasrani akan memberikan ikan, singkong, dll untuk masyarakat muslim tersebut kemudian sebaliknya orang muslim pun akan melakukan hal yang sama kepada orang-orang yang beragama katolik dan nasrani. Kemudian jika ada orang-orang nasrani  dan orang-orang katolik yang ingin menyantap daging babi mereka harus pergi ke hutan atau ke kebun untuk mamasak babi tersebut. Karena di kapung pak Yohanes tersebut ada peraturan bahwa orang-orang nasrani dan katolik tidak boleh memanggang dan menggoreng babi di kampung tersebut. Hal ini di maksudkan agar orang muslim yang ada di kampung tersebut tidak mencium aroma daging babi, sehingga hal tersebut tidak membuat mereka melanggar aturan agamanya. Jika ingin memasak daging babi itu orang-orang nasrani dan katolik hanya dapat memasak yang basah( kuah) tidak boleh kering ( goreng atau bakar).
Di kabupaten kaimana sendiri terdiri dari tujuh suku yang berbeda dan memiliki bahasa yang berbeda pula untuk berinteraksi. Sehingga Pak Yohannes belum tentu dapat berinteraksi dengan ke tujuh suku yang ada di kabupaten kaimana ini, sebenarnya kosakata bahasa yang ada di setiap suku itu sama yang membedakan bahasa tersebut hanya bahasa kasar dan halus dalam penyampaiannya. Di satu suku mungkin harusmenggunakan bahasa yang pengucapannya halus yang bertujuan untuk menghormati orang yang lebih tua darinya. Biasanya orang-orang yang ada di teluk kargoni saling menggunjungi satu sama lain pada hari raya agama meski agama mereka berbeda-beda, misalnya orang-orang nasrani dan katolik datang berkunjung ke orang-orang muslim yang sedang merayakan hari Ramadhan. Begitu pula orang muslim ia akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan orang-orang nasrani.
Di irian tidak boleh ada pertikaina, kenapa? Karena itu merupakan sumpah adat yang ada di daerah tersebut yang melarang adanya pertikaian antar umat beragama. Kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat papua waktu dulu yaitu ? menurut pa Yohannes  waktu dulu orang-orang papua terkenal suka berkelahi dan mabuk-mabukan. Pak yohannes sendiri sudah mengenal tuak dari kelas 4 SD, biasanya ia mendapat tuak itu dari daerah Enaou. Minum Tuak ini biasanya bersamaan dengan memakan gambir ( biasanya orang jawa gunakan untuk nginang ). Itu merupakan salah satu kebiasaan yang ada pada orang-orang papua, kebiasaan itu biasanya mereka dapatkan dari mereka kecil.
 Sampai disini cerita berakhir, meski awalnya saya penasaran denga orang-orang papua. akhirnya dengan tugas KAB ini saya melakukan wawancara sendiri ke orang-orang papua tersebut, yang akhirnya membuat rasa penasaran saya pun hilang tak tersisa. ini merupakan pengalaman baru saya untuk mengenal orang-orang papua lebih mendalam.
 
sumber : http://tugaskab.blogspot.com

Fakta-Fakta tentang Papua Indonesia

FAKTA-FAKTA UNIK TENTANG PAPUA



1. Di Papua terdapat 268 bahasa daerah selain Bahasa Indonesia yang digunakan dan dikembangkan oleh berbagai suku di sana. Sehingga para peneliti di Amerika dan Eropa menyebut tanah Papua sebagai laboratorium bahasa.
Silakan di intip:
http://www.thecrowdvoice.com/post/bahasa-di-papua-dan-papua-barat-5924669.html

2. Bagian utara dan timur Papua merupakan daerah rawan gempa, sedangkan di bagian selatan termasuk daerah yang stabil.

3. Terdapat lebih dari 255 (52 %) suku asli di wilayah Papua. Sedangkan 48 % nya adalah Non-Papua yang didominasi oleh suku dari Jawa dan dari Sulawesi.

4. Di Papua terdapat Puncak Jaya yang merupakan puncak gunung tertinggi di Indonesia dengan ketinggian diatas 5.000 meter. Puncak ini unik karena bersalju abadi padahal terletak di garis khatulistiwa.

5. Papua memiliki beberapa fauna khas diantaranya Cendrawasih, burung pintar, Kanguru, Kus-kus, kupu-kupu sayap burung dan Kasuari yang endemik di wilayah tersebut.
baca lebih lanjut gan:
http://www.thecrowdvoice.com/post/burung-cendrawasi-dari-papua-4891447.html

http://www.thecrowdvoice.com/post/burung-pintar-dari-papua-barat-4779728.html

http://www.thecrowdvoice.com/post/kupu2-sayap-burung-dari-papua-4800635.html

6. Di Papua terdapat tumbuhan obat yang disebut "SARANG SEMUT" dan "BUAH MERAH" yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, dan bisa menyembuhkan penyakit HIV/AIDS.
Lebih lengkapnya di sini sob:
http://www.thecrowdvoice.com/post/buah-merah-papua-5904098.html

7. Salah satu senjata tradisional suku Papua adalah pisau belati yang terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan hulunya dihiasi bulu dari kasuari.


sumber : http://www.thecrowdvoice.com

Tradisi masyarakat Papua dalam minuman keras

Minuman keras (Miras) menjadi salah satu masalah di antara banyak masalah di tanah Papua. Alkohol telah membunuh orang Papua seperti masalah lainnya yang juga membunuh. Dengan mengkonsumsi alkohol yang berlebihan membuat orang tidak sadarkan diri. Ada statement mengatakan ‘’kalau orang papua kaya tidurnya di pinggiran jalan kalau miskin tidurnya di kasur empuk, kalau orang jawa kaya tidurnya di kasur empuk kalau miskin tidurnya di bawa kolong jembatan.’’
Dari statement di atas sesuai dengan realita dalam keidupan di sekitar kita, contohnya di kota Sorong. Terbukti apabila anda berolahraga pagi pada hari minggu maka anda akan menemukan orang papua kaya sedang terbaring di pinggiran jalan karena baru saja merayakan pesta miras semalam. Sebaliknya orang jawa miskin di Jakarta anda akan menemukan tempat tinggalnya di bawa kolong jembatan. Ini menunjukkan bahwa kurangnya kepedulian pemerintah setempat.
Dalam keadaan seperti itu, maka apa saja dapat dilakukan, termasuk seks bebas. Bisa mati ditabrak mobil di jalan raya, dibunuh orang di pasar, bisa juga mati karena berlebihan alkohol, dan bahkan mati karena seks bebas yang dikendalikan oleh alkohol.
Perlu diketahui bahwa angka kematian orang Papua saat ini tinggi. Sementara angka kelahiran sungguh sedikit. Hampir setiap saat orang Papua banyak yang mati karena alkohol, terutama anak-anak usia produktif. Belum lagi mati karena faktor lain. Orang Papua seakan lahir sekarang untuk mati besok. Kalau tidak lahir sekarang besok tetap mati, itulah kenyataannya.
Dalam diskusi dengan sejumlah Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda , Akademisi, Aktivis LSM dan Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah Nabire, Ruben Edowai mengatakan “Dalam beberapa bulan ini saja, sudah sebanyak 365 orang dari suku Mee meninggal dunia di Nabire. Ini bukan mengada-ada, tapi data yang kami temukan di lapangan, katanya seperti dikutip PapuaPos, 20 Mei 2007. Lalu bagaimana di Jayapura, Timika, Sorong, Merauke, Biak, Serui, Fak-fak, Wamena, Pegunungan Bintang, Enarotali, Puncak Jaya dan lainnya?
Minuman keras adalah candu. Pemahaman ini bertitik tolak dari realita dan tidak bisa dipungkiri. Ada beberapa teman dalam pembicaraan mengatakan hidup tanpa minum alkohol rasanya kurang. Ucapan itu sepertinya sudah membenarkan alkohol (minuman keras) sebagai candu.
Banyak teman mengakui dengan minum alkohol (mabuk) membuat mereka percaya diri, berani tampil di depan umum untuk mengekspresikan diri, tentang bakatnya yang terpendam. Ataupun berani untuk membuat kegaduhan, bahkan ada yang menjadi berani untuk melakukan ataupun terlibat dalam kasus pemerkosaan, perkelahian dan pembuhuhan. Ini mebenarkan pengakuan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Drs. Daud Sihombing SH, Dari catatan polisi pada setiap laporan akhir tahun, semua kejadian kriminal seperti pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan, pencurian, penipuan, pemerasan, teror dan seterusnya berawal dari miras. Miras ini membuat orang menjadi pemalas, bermental santai tetapi ingin mendapat untung besar, dan semangat belajar para siswa sekolah pun menurun. Hal itu terjadi karena seorang alkoholik nalar sudah tidak akan berfungsi sebagai manusia normal barangkali seperti orang kelainan jiwa alis gila.
Bila kita melirik sejarah Papua, terutama di kalangan orang pegunuangan Papua mereka tidak sama sekali mengenal minuman beralkohol. Tidak ada tradisi pesta minuman keras, karena tidak ada bahan untuk produk alkohol. Kecuali derah pesisir pantai Papua mereka yang lebih dahulu sudah melakukan kontak dengan orang luar Papua. Mereka sudah mengenal minuman beralkhohol dari pohon kelapa ataupun aren yang disebut sagero (saguer/bobo).

Seorang aktivis Aborigin, Charles Perkin menuliskan, bahwa orang Aborigin sering minum dalam pertemuan-pertemuan tradisional, tidak sebagai minuman-minuman yang sengaja melanggar tata cara minum sebagimana mestinya. Mereka justru memenuhi sindrom kasihanilah saya kalau mereka di perbolehkan memperlihatkan tata cara minum yang tidak dapat diterima umum. Hal yang sama juga terjadi di kalangan para pecandu alkohol di Papua. Kadang minum hanya untuk mecari perhatian, ataupun untuk melampiaskan emosi. Dengan demikian mereka terlihat sebagai manusia yang tidak dewasa menyelesaikan masalah.
Bisakah kita menerima ketika mengatakan alkohol sebagai candu masyarakat? Entalah. Tetapi, yang jelas di dunia ini apa lagi yang bukan candu? Semuanya cantu? Hehehe……. Tidak tahu! Wow, Sebenarnya pengertian tentang candu tidak begitu dijelaskan secara detail. Makna candu kadang sama dengan ketagihan, sesuatu yang sangat disukai atau sesuatu yang menjadi kegemaran.
Kecanduan itu datang dari suatu proses yang perlahan menggerakkan kita untuk terlibat di dalammya. Setelah kita terbiasa dengan kegiatan tersebut dan menjadi kegemaran kita baru disebut sebagai kecanduan. Hanya saja candu kadang bermakna negatif, dibandingkan kata kegemaran atau hobi, atau kebiasaan.
Sahabat, tahu tidak pemberantasan miras hanya sebuah “WACANA’’.
Itulah sebabnya, pemberantasan alkoholime hanya menjadi wacana menarik diantara kita yang punya tingkat pemahaman dan nalar baik. Dengan menghilakang anggapan kolot, bahwa Alkohol hanyalah suatu masalah di kota-kota besar dan tidak di kota-kota kecil ataupun di perkampungan yang terpencil. Justru di tempat-tempat terpencil saat ini masalah alkohol sangat kritis. Tingkat penganguran sangat tinggi, di antara generasi mudahnya terjadi kebosanana yang amat sangat, dan sekolah-sekolah setempat tidak dapat menampung minat kaum mudah. Mengkonsumsi tanpa mengetahui efek samping dan dampak sebagai pembunuh jiwa manusia sehat.
Mengapa demikian? Orang yang alkoholisme tetap terlihat seperti kelainan jiwa, sakit jiwa, sebagai akibat melemah atau matikanya syaraf ingatan. Disanalah kaum perubah dan sasaran diskusi menjadi tempat pilihan. Tidak hanya diskusi tetapi, kemudian menjadi wujutnyata, karya bagi pembebasan manusia dari keterbelengguhan jiwa.
Pecandu alkohol di Papua terus bertambah. Sudah sangat mejarah kalangna muda dan tua tanpa memandang perbedaan sex. Alkoholisme menyebakan meningkatnya tingkat kriminalitas di kota maupun di perkampuangan. Dan saat ini pembunuhan bermotif alkohol semakin gencar untuk melakukan tindakan genosida di Papua. Ada beberapa kasus, misalkan pada tahun 1999, seorang intelek Papua, Obet Badii, Dosen Filsafat Fajar Timur yang dibunuh oknum tertentu. Untuk menghilangkan jejek, pembunuh lalu menumpahi minuman beralkohol dibagian mulutnya. Padahal yang sebenarnya ia tidak biasa mengonsumsi minuman beralkohol. Kita juga masih ingat untuk kepentingan membeli alkohol Arnol Ap seorang tokoh intelek mudah dijual oleh temannya yang sudah terjangkit penyakit alkoholisme.

sumber : http://unik.kompasiana.com

haloo!